Karakteristik Penelitian Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Ceceng Ahmad, Fikri Isa
Shaleh.
Mahasiswa Jurusan Manajemen
Pendidikan Islam UIN SDG Bandung Semester 8
ABSRAK
Penelitian
mengenai Pendidikan Islam merupakan salah satu metode dalam pengembangan disiplin
ilmu keislaman, yang memiliki daya tarik tersendiri untuk terus dikaji secara
lebih mendalam dan komprehensif, serta selalu hangat untuk selalu dibicarakan
dan dilakukan penelitian, terutama oleh kalangan akademisi. Hal ini sangat
berkaitan dengan salah satu jurusan di Kampus UIN Bandung Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan yaitu pada jurusan Manajemen
Pendidikan Islam. Karakteristik penelitian Manajemen pendidikan Islam menjadi
hal yang sangat penting dalam pengembangan keilmuan dalam bidang manajemen
pendidikan. Adanya perubahan dari Kependidikan Islam menjadi Manajemen Pendidikan
Islam sangat berpengaruh terhadap karakteristik penelitian yang dilakuakan. Sehingga
terjadi suatu tuntutan pengembangan baik pada kajian keilmuan maupun sumber
daya manusia dalam mengelola Pendidikan Islam tersebut.
Kata
Kunci : Karakteristik penelitian, Manajemen Pendidikan Islam.
PENDAHULUAN
Sejak
awal berdirinya di IAIN SGD Bandung Pada tahun 1995, Jurusan Kependidikan Islam yang merupakan jurusan baru pada
lingkup Fakultas Tarbiyah ternyata masih
banyak pihak yang selalu mempertanyakan sejatinya karakteristik keilmuan yang
akan dikembangkan nantinya. Oleh sebab itu, diketahui bahwa dari seluruh PTAIN
yang tersebar di Indonesia yang telah memiliki Jurusan Kependidikan Islam,
hanya sedikit yang jelas statusnya, dalam artian kejelasan mengenai
karakteristik penelitian dan sistem kurikulum serta prospek ke depan bagi
alumni Jurusan Kependidikan Islam (KI).
Seiring
berkembangnya keilmuan dan teknologi di bidang Pendidikan khususnya dalam research
Pendidikan Islam. Tuntutan mayarakat semakin heterogen, yang paling utama
tuntutan masyarakat adalah ingin lembaga pendidkan itu memberikan pelayanan
yang terbaik baik dari segi pelayanan pembelajaran maupun fasilitasnya. Oleh
karena itu pengelola pendidikan dituntut harus mampu mengelola pendidikan
terutama dalam bidang delapan standar
Nasional Pendidikan yaitu : 1) standar Isi, 2) standar proses, 3) standar
pendidik dan kependidikan, 4) standar pembiayaan 5) standar sarana dan
prasarana 6) standar kompetensi lulusan, 7) standar pengelolaan dan 8) standar
penilaian.
Melihat
bahwa Jurusan KI sekarang ini tidak sesuai dengan visi pada awal pendiriannya,
yaitu “untuk menghasilkan sarjana yang dapat mengembangkan lembaga
pendidikan Islam”. Akan tetapi setelah lebih dari sepuluh tahun berjalan
Jurusan KI hampir tidak dapat dibedakan dengan jurusan PAI.[1] Secara garis besar Jurusan Kependidikan Islam
berkonsentrasi pada Manajemen Pendidikan, Supervisor Pendidikan, Pemikiran
Pendidikan Islam serta bimbingan konseling. Sedangkan Jurusan PAI berkonsentrasi
hanya pada profesi tenaga pendidik. Sehingga terjadi suatu tuntutan
pengembangan baik pada kajian keilmuan maupun sumber daya manusia dalam mengelola
Pendidikan Islam tersebut. Dalam artian bahwa KI semestinya harus memfokuskan posisinya
pada dua konsentrasi pertama, Manajemen Pendidikan Islam
dan kedua, Pemikiran Pendidikan Islam.
Pada
tahun 2009, Program studi KI berganti nama menjadi Prodi MPI. Sejak saat itu,
sejumlah Perguruan Tinggi Agama Islam (UIN, IAIN dan STAIN) mulai membuka atau
mengganti nama mulai membuka atau mengganti Prodi KI menjadi atau jurusan MPI.
Pada tahun 2012, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung
berhasil mengubah Prodi KI menjadi Jurusan MPI dengan akreditasi A. Setahun
kemudian (2013), Program Pasca Sarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung pun
membuka Program S-2 Manajemen Pendidikan Islam[2].
PEMBAHASAN
Hakekat Kependidikan Islam
Kependidikan Islam dan pendidikan Islam
dalam bahasa Inggris sering diterjemahkan dengan kata yang sama, yaitu Education.
Hal ini dipertegas dengan pernyataan M. Noor Syam yang menyebutkan “dasar-dasar
kependidikan sama”artinya dengan “dasar-dasar pendidikan”. Adapun pengertian
lain, dasar-dasar kependidikan hanya merupakan uraian tentang teori-teori
pendidikan yang bersifat mendasar, atau bisa dikatakan hanya sebagai pengantar
dasar-dasar ilmu pendidikan[3].
Dengan demikian, dalam mengkaji hakekatnya
kependidikan Islam, hal utama yang perlu dilakukan adalah mengetahui hal-hal
yang berkenaan dengan pendidikan itu sendiri secara teoritis, yang menyangkut
definisi pendidikan, tujuan pendidikan dan komponen-komponen lain yang terkait
dengan kependidikan Islam.
Karakteristik Penelitian Kependidikan Islam
Penelitian dalam bidang
pendidikan/pengajaran banyak yang lebih diarahkan pada aplikasi dari konsep dan
teori, sehingga penelitian pendidikan dikelompokkan sebagai penelitian terapan
(applied research). Di samping itu, penelitian dalam bidang pendidikan
ini dilakukan untuk mengevaluasi pelaksanan
atau keberhasilan suatu sistem, ketepatan
penggunaan suatu sistem, program, model, metode, media, instrumen, dan sebagainya.
Penelitian dapat dilakukan dengan baik
terhadap ilmu manapun terhadap praktik pendidikan. Ada tujuh karakteristik penelitian pendidikan/ pengajaran menurut Mc Millan dan Schumacher (2001:11-13), yaitu:
- Objektivitas (Objectivity)
Objektivitas dicapai melalui keterbukaan,
terhindar dari bias dan subjektivitas. dalam prosedurnya, penelitian
menggunakan teknik pengumpulan dan analisis data yang memungkinkan dibuat
interpretasi yang dapat dipertanggungjawabkan. Objektivitas juga menunjukkan
kualitas data yang dihasilkan dari prosedur yang digunakan dimana dikontrol
dari bias dan subjektivitas.
- Ketepatan (Precision)
Secara teknis instrumen pengumpulan datanya
harus memiliki validitas dan reabilitas yang memadai, desain penelitian,
pengambilan sampel dan teknik analisisnya tepat. Dalam penelitian kuantitatif,
hasilnya dapat diulang dan diperluas, dalam penelitian kualitatif memiliki
sifat reflektif dan tingkat komparasinya yang konstan.
- Verifikasi (Verification)
Dalam artian dapat dikonfirmasikan, direvisi dan
diulang dengan cara berbeda atau sama. Dalam
penelitian kualitatif memberikan interpretasi deskriptif, verifikasi berupa
perluasan, pengembangan tetapi bukan pengulangan.
- Penjelasan Singkat (Parsimonious explanation)
Penelitian mencoba memberikan penjelasan
tentang hubungan antar fenomena dan menyederhanakannya menjadi penjelasan yang
ringkas. Tujuan akhir dari suatu penelitian adalah mereduksi realita yang
kompleks ke dalam penjelasan yang singkat. Dalam penelitian kuantitatif
penjelasan singkat tersebut berbentuk generalisasi, tetapi dalam penelitian
kualitatif berbentuk deskripsi tentang hal-hal yang esensial atau pokok.
- Empiris (Empiricism)
Secara umum empiris berarti berdasarkan
pengalaman praktis, yang didasarkan atas kenyataan-kenyataan yang diperoleh
dengan menggunakan metode penelitian yang sistematik, bukan berdasarkan
pendapat atau kekuasaan. Sikap empiris menuntut penghilangan pengalaman pribadi
dan sikap pribadi. Sikap empiris berarti membuat
interpretasi berdasarkan kenyataan dan nalar yang didasarkan atas kenyataan-kenyataan.
- Penalaran Logis (Logical reasoning)
Semua kegiatan penelitian menuntut
penalaran logis. Penalaran merupakan proses berpikir, menggunakan
prinsip-prinsip logika deduktif dan induktif. Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan dari umum ke khusus. Dalam
penalaran deduktif, bila premisnya benar, maka kesimpulan otomatis benar.
Logika deduktif dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan baru dalam pengetahuan
(prinsip, kaidah) yang ada. Sementara itu, dalam penalaran induktif, peneliti
menarik kesimpulan berdasarkan hasil sejumlah pengamatan kasus-kasus
(individual, situasi, peristiwa), kemudian peneliti membuat kesimpulan yang
bersifat umum. Kesimpulan dibatasi oleh jumlah dan karakteristik dari kasus
yang diamati.
- Kesimpulan Kondisional (Conditional conclutions)
Tidak bersifat absolut, semua yang
dihasilkan adalah pengetahuan probabilistik. Penelitian boleh dikatakan hanya
mereduksi ketentuan.
Karakteristik Penelitian Manajemen
Pendidikan Islam
Menurut
Irawan dalam Jurnal Ilmiahnya tentang Manajemen Pendidikan Islam bahwa,
berdasarkan pendekatan kaum realis maka objek studi riset kaum realis adalah
kasus dan/atau konteks secara generatif, komparatif maupun populatif berskala
besar. Dengan demikian secara epistemologi, objek material ilmu Manajemen
Pendidikan Islam adalah lembaga, pranata dan organisasi pendidikan Islam baik
formal, nonformal maupun informal. Dalam jalur pendidikan formal, yang termasuk
lembaga pendidikan Islam adalah RA, madrasah (MI, MTs, MA dan MAK) dan
perguruan tinggi Islam (STAIN, IAIN dan UIN)[4].
Menurut
Mujamil Qomar dalam Manajemen Pendidikan Islam mengatakan bahwa dalam membahas
manajemen pendidikan Islam senantiasa melibatkan wahyu dan budaya kaum muslimin
ditambah kaidah-kaidah manajemen secara umum. Maka dalam pembahasannya sangat
tidak terlepas dan mempertimbangkan teks-teks wahyu yaitu Al-Qur’an dan Hadits,
Perkataan-perkataan sahabat Nabi maupun ulama dan cendikiawan Muslim yang
terkait dengan manajemen Pendidikan Islam, realita perkembangan lembaga
pendidikan Islam, Kultur komunitas lembaga pendidikan Islam, dan ketentuan
kaidah-kaidah manajemen pendidikan Islam.[5]
Adapun
karakteristik penelitian Manajemen menurut Siswono Haryono adalah [6]:
- Clear and Specific Purposes. Masalah dan tujuan penelitian harus dirumuskan dengan betul, jelas dan spesifik sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran. Masalah yang diteliti harus betul-betul sebagai masalah, sehingga data yang terkumpul dalam penelitian itu dapat digunakan untuk memecahkan masalah di bidang bisnis. Rumusan masalah dan tujuan yang betul dan jelas, penelitian akan lebih terarah sehingga penelitian akan lebih efisien dan pasti.
- Exactitude atau Rigor. Dilakukan dengan hati-hati, cermat dan teliti. Masalah yang diteliti harus betul-betul dilakukan secara teliti dan hati-hati. Dalam hal ini seorang peneliti benar benar memfokuskan pada masalah yang ditelitinya secara detail, agar pada saat merumuskan masalah benar-benar sesuai dengan data dan fakta yang diperoleh.
- Empirical atau testability. Artinya hasil penelitian dapat diuji dan dikaji kebenarannya,
- Replicability. Prosedur penelitian perlu dijabarkan secara rinci, sehingga orang lain dapat memahami, dapat melaksanakan penelitian tersebut dan dapat mengulanginya tanpa harus berkonsultasi dengan penelitinya.
- Precision and confidence. Jika dihubungkan dengan populasi dan sample, maka penelitian itu memiliki ketepatan atau akurasi dan keyakinan yang tinggi.
- Valid, reliable and objective. Prosedur penelitian harus dibuat dengan sangat teliti dan hati-hati sehingga dapat menghasilkan data penelitian yang valid, reliable dan objektif.
- Complete report. Laporan harus ditulis lengkap, sistematis sesuai dengan prosedur rancangan serta mampu memberikan saran-saran untuk memecahkan masalah berdasarkan temuan yang ada.
- Generalizability. Analisis data harus dijelaskan dengan tepat, mengapa metode analisis tersebut digunakan sehingga mampu membuat generalisasi hasil penelitian.
- Objectives. Setiap kesimpulan yang diberikan harus berdasarkan data penelitian, jangan membuat kesimpulan berdasarkan anggapan atau pendapat sendiri. Kesimpulan jangan dibuat seolah-olah jatuh dari langit begitu saja.
- Parsimony. Penelitian harus bersifat hemat, baik yang ditulis maupun pelaksanaannya. Untuk dapat berlaku hemat, maka peneliti harus berwawasan luas, memiliki banyak pengetahuan tentang penelitian (metodologi dan dapat menggabungkan dari beberapa metode agar efektif. Konsep ini dalam bahasa jepang disebut“keiritzu”.
- Consistency. Baik kata maupun ungkapan istilah penelitian harus selalu sama. Misalkan peneliti telah memilih untuk menggunakan kata “riset”, maka seluruh bagian penelitian dimulai dari proposal sampai dengan laporan hasil penelitian juga harus digunakan istilah “riset”, jangan berganti-ganti dengan kata “penelitian”. Sekali digunakan kata “riset”, selamanya digunakan kata ”riset”. Konsistensi juga harus diberlakukan terhadap pemilihan topik serta metode dan kesimpulan penelitian. Dalam penelitian yang baik selalu terdapat hubungan yang konsisten atau adanya benang merah (red-line) antara topik, metode, dan kesimpulan penelitian.
- Coherency. Dalam penelitian harus terdapat hubungan yang jalin menjalin (saling mengisi seperti anyaman sebuah kain tenun) antara bagian yang satu dengan bagian lainnya.
- Integrity. Hasil penelitian akan lebih dipercaya bila tingkat pengetahuan, reputasi dan integritas peneliti cukup baik.
Berdasarkan
hasil penelitian di Perpustakaan Tarbiyah dengan melakukan kajian pustaka pada jurusan Manajemen Pendidikan Islam UIN
Sunan Gunung Djati Bandung yaitu dengan meneliti hasil skripsi-skripsi Alumni
Jurusan MPI, maka peneliti mengklasifikasikannya berdasarkan tahun diterbitkannya
dan objek kajian skripsi-skripsi tersebut.
Skripsi
terbitan tahun 2014 dan tahun tahun sebelumnya masih ada skripsi yang objek
kajiannya tentang pemikiran pendidikan Islam, dan pembelajaran pendidikan
Islam. Hal ini bisa di lihat dari berbagai macam teori yang digunakan oleh
penulis skripsi dalam membuat kajian teori dan pembahasan dalam penelitiannya.
Sedangkan
skripsi terbitan tahun 2015 dan tahun tahun selanjutnya, semua objek kajian
skripsi telah fokus pada Pengelolaan lembaga Pendidikan Islam. Hal ini bisa
dilihat dari pembahasan dalam penelitinnya skripsi tersebut kebanyakan membahas
tentang pengelolaan lembaga pendidikan Islam seperti pesantren dan madrasah.
Selain itu penelitian skripsi di fokuskan pada pemabasan 8 standar nasional
pendidikan yaitu 1) Standar kompetensi Lulusan; 2) Standar isi; 3) Standar
Proses; 4) Standar Pendidik dan tenaga kependidikan; 5) Standar Sarana dan
Prasarana; 6) Standar Penelolaan; 7) Standar Pembiayaan Pendidikan; 8) Standar
Penilaian Pendidikan.
Penelitian
Manajemen Pendidikan Islam lebih memefokuskan pada pengelolaan lembaga
pendidikan secara Islami dan administrasi pendidikan seperti administrasi
personalia, administrasi keuangan dan kelengkapan, administrasi ketatausahaan, administrasi
kesiswaan, administrasi bimbingan dan penyuluhan, hubungan sekolah dengan
masyarakat, supervisi dan evaluasi pendidikan, kode etik dan profesi keguruan.[7]
Karakteristik
penelitian dari manajemen pendidikan Islam jika di lihat dari jenis data dan
analisisnya, maka penelitian Manajemen Pendidikan Islam dikelompokan menjadi
dua hal utama yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif ini
berkaitan dengan bentuk kata, kalimat, skema dan gambar. Data kuantitatif berkaitan dengan bentuk angka.
Jika
digambarkan dalam tabel maka kajian dari penelitian manajemen pendidikan Islam
adalah sebagai berikut:
WILAYAH
KAJIAN
|
JENIS KELEM-BAGAAN
|
JENJANG
|
BIDANG MPI
|
Filsafatdan Religius
|
Kementrian
|
Pusat, Provinsi, Kabupaten
|
-SOSIOLOGI ORG
-PSIKOLOGI ORG
-BUDAYA ORG
|
Teori Konseptual
|
Lembaga Formal
|
-TKIT/RA/BA
-MI/SDIT
-MTs/SMPI
-MA/SMAI/SMKI
-UIN/IAIN/STAIN/
PTAIS/PTIS
|
-ORGANISASI
-KEPEMIMPINAN
-MANAJERIAL
-MANAJEMEN MUTU
- MANAJEMEN
QUR’ANI
|
Kebijakan Struktural
|
Lembaga Non Formal
|
-TPA/TPQ
-DINIYAH
-PESANTREN
|
-
MOTIVASI KERJA
-
DAYA SAING
-
PENGEMBANGAN
|
Kelembagaan dan Kepemimpinan Pendidikan
|
Lembaga Informal
|
-PENITIPAN ANAK
-KELUARGA
-MAJELIS TAKLIM
DLL.
|
-
KURIKULUM
-
KESISWAAN
-
SDM PENDIDIKAN
-
KEUANGAN
-
SARPRAS
|
Operasional
|
Terpadu
|
PESANTREN-FORMAL
|
-
DLL
|
SIMPULAN
Secara
epistemologi, objek material ilmu Manajemen Pendidikan Islam adalah lembaga,
pranata dan organisasi pendidikan Islam baik formal, nonformal maupun informal.
Dalam jalur pendidikan formal, yang termasuk lembaga pendidikan Islam adalah
RA, madrasah (MI, MTs, MA dan MAK) dan perguruan tinggi Islam (STAIN, IAIN dan
UIN).
Karakterisrik
dari penelitian Manajemen Pendidikan Islam lebih menekankan pada pembahasan
pengelolaan lembaga pendidikan Islam dengan Prinsip sesuai dengan Al-Qur’an dan
Hadits. Secara umum kajian skripsi telah fokus pada Pengelolaan lembaga
Pendidikan Islam. Hal ini bisa dilihat dari pembahasan dalam penelitinnya tersebut kebanyakan membahas tentang
pengelolaan lembaga pendidikan Islam seperti pesantren dan madrasah. Selain itu
penelitian di fokuskan pada pemabasan 8
standar nasional pendidikan yaitu 1) Standar kompetensi Lulusan; 2) Standar
isi; 3) Standar Proses; 4) Standar Pendidik dan tenaga kependidikan; 5) Standar
Sarana dan Prasarana; 6) Standar Penelolaan; 7) Standar Pembiayaan Pendidikan;
8) Standar Penilaian Pendidikan.
DAFTAR
PUSTAKA
Badrudin,
Administrasi Pendidikan, (Bandung:2014).
Hasil
Workshop redesain Kurikulum KI pada hari Rabu, 10 Agustus 2011 di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Acara yang dihadiri
oleh segenap dosen KI ini membahas tentang orientasi dan reposisi jurusan KI
Irawan,
“Paradigma Keilmuan Manajemen Pendidikan Islam”, Manageria : Jurnal Pendidikan
Islam Volume 1, Nomor 2, November 2016/1438
M.
Noor Syam, et.al. “Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan”,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1981).
Mujamil
Qomar, Manajemen Pendidikan Islam: Strategi Baru Pengelolaan Lembaga Pendidikan
Islam, (Jakarta:Erlangga,2008)
Siswono
Hayyono, “Metodologi Penelitian Bisnis & Manajemen”, (Bekasi : PT. Intermedia
Personalia Utama) Cetakan ke-5
[1] Hasil
Workshop redesain Kurikulum KI pada hari Rabu, 10 Agustus 2011 di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Acara yang
dihadiri oleh segenap dosen KI ini membahas tentang orientasi dan reposisi
jurusan KI
[2] Irawan,
“Paradigma Keilmuan Manajemen Pendidikan Islam”, Manageria : Jurnal Pendidikan
Islam Volume 1, Nomor 2, November 2016/1438
[3] M. Noor
Syam, et.al. “Pengantar
Dasar-Dasar Kependidikan”,
(Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hal. 1
[4] Irawan,
“Paradigma Keilmuan Manajemen Pendidikan Islam”, Manageria : Jurnal Pendidikan
Islam Volume 1, Nomor 2, November 2016/1438
[5] Mujamil
Qomar. Manajemen Pendidikan Islam : Strategi Baru Pengelolaan Lembaga
Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2008), hal. 11-12.
[6] Siswono
Hayyono, “Metodologi Penelitian Bisnis & Manajemen”, (Bekasi : PT.
Intermedia Personalia Utama) Cetakan ke-5
[7]
Badrudin. Modul Administrasi Pendidikan. (Bandung:2014), hal.4